Minggu, 19 Mei 2019

Desain Grafis

Tags


Apa yang dimaksud dengan desain grafis?

Desain grafis adalah sebuah bentuk seni dengan tujuan untuk memecahkan masalah komunikasi melalui kombinasi elemen grafis seperti bentuk, garis, warna, dan sebagainya. Visual yang tercipta diharapkan dapat menjadi sarana penyampaian informasi atau pesan secara jelas dan efektif, bahkan mampu membentuk persepsi manusia akan sebuah hal.

Definisi Desain Grafis Menurut Para Ahli

A. Jessica Helfand, “Kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat”.

B.  Michael Kroeger,  “Visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran”.


Pada dasarnya untuk menciptakan karya desain grafis yang bagus, seni dan taste adalah dua hal yang perlu dikedepankan. Selain itu, mempelajari teori dan teknik juga tidak kalah pentingnya agar karya yang dihasilkan menjadi sebuah masterpiece.
Kesatuan (unity)



Pada kesatuan yang dimiliki di dalam desain ada beberapa kesatuan yang sangat penting dalam desain grafis yaitu Balance, Emphais, Propotion, Rythm. 
Kesatuan merupakan keteraturan tatanan antara satu elemen grafis dengan yang lainnya yang menciptakan keselarasan dan keserasian. Bidang atau bentuk yang sama membuat desain terlihat stabil dan menciptakan keserasian. Namun seringkali desain akan terlihat monoton apabila terlalu banyak kesamaan unsur grafis. 
Keseimbangan (balance)
Seperti halnya manusia yang membutuhkan keseimbangan hidup, keseimbangan juga diperlukan dalam karya desain grafis. Jika suatu desain tidak memenuhi prinsip keseimbangan maka akan terasa ada kejanggalan pada desain tersebut. Dalam desain grafis, keseimbangan berarti pembagian sama berat, baik secara visual maupun optis.
Penekanan (emphasis)
Dalam penyampaian pesan melalui desain, terdapat informasi yang perlu diutamakan atau lebih penting dibandingkan informasi lainnya. Untuk itu, diperlukan penekanan melalui unsur-unsur visual. Penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan penggunaan ukuran huruf yang lebih tebal, besar, warna yang mencolok atau kontras, ukuran gambar/ilustrasi yang besar, arah atau pergerakan bidang dan lainnya.
Istilah lain dari penekanan yaitu focal point atau center of interest yaitu penonjolan salah satu elemen visual untuk menarik perhatian audiens. Penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu kontras, isolasi, dan penempatan objek. Satu hal yang harus diingat, penonjolan tidak diterapkan pada semua elemen visual yang ada, hanya elemen yang memuat informasi paling penting saja. Hal itu untuk menghindari kesan crowded karena semua elemen visual ditekankan.

Proporsi (proportion)
Proporsi adalah perbandingan dimensi atau distribusi bentuk yang merupakan hubungan dalam skala antara satu elemen dengan lainnya atau antara semua objek dengan salah satu bagiannya. Perbedaan proporsi dalam sebuah komposisi dapat menciptakan bobot dan kedalaman visual.

Irama (rhythm)
Irama merupakan pengulangan unsur visual dengan jarak tertentu yang menciptakan pola atau tekstur pada desain. Irama dapat diciptakan dengan repetisi dan variasi. Repetisi adalah penyusunan unsur visual yang diulang-ulang secara konsisten


The Animation and Interactivity Principles in Multimedia Learning

Tags

Chapter 18. The Animation and Interactivity Principles in Multimedia Learning Mireille Betrancourt TECFA Geneva University Mireille.Betrancourt@tecfa.unige.ch 
Phone: +41 22 379 93 71 
Fax: +41 22 379 93 79

Producing a cognitive conflict 

Animation can be used to visualize phenomena that are not spontaneously conceived the way they are in the scientific domain. For example, there are many situations in physics in which naïve conceptions dominate over the scientific conceptions (e.g. the fact that objects of same volume and different weights fall at the same speed, or the trajectory of falling objects from moving objects). In this case an instructional scenario can provide several animations of the same phenomenon and ask the learner to pick up the correct situation. Kaiser, Proffitt, Whelan and Hecht (1992) used such situations, but though learners recognized the correct animation, they were still unable to produce in a drawing the correct trajectory afterwards.

 Review of Research on Animation and Interactivity

 It seems reasonable to assume that providing a visualization of what “really” happens in a dynamic system will facilitate learners’ comprehension of the functioning of the system. Space in graphics is used to convey spatial and functional relations between objects, which are directly perceived by learners whereas they must be inferred from verbal information. 

 The question whether animation is more effective than static graphics can not been answered in the general case. Rather the question should be: when and why is animation more effective than static graphics? In many cases, animation does not add any benefit compared with static graphics, even when the content involved change over time (Betrancourt & Tversky, 2000; Tversky, Bauer- Morrison and Betrancourt, 2002). For example, Narayanan and Hegarty (2002) report studies on learning in the domain of mechanics in which animation could be expected to improve understanding of novices, since the behavior of the system is not predictable from naïve conceptions. In one experiment, they compared two hypermedia and two printed versions of instruction about the functioning of flushing cistern: The first hypermedia was designed following guidelines deriving from a cognitive model of multimedia comprehension (Hegarty, Quilici, Narayanan, Holmquist, & Moreno, 1999); the second hypermedia instruction was a commercially available products. The two hypermedia instructions were compared to printed versions of either the cognitively designed hypermedia material or the commercial product.

Implications for Instructional Design 

Animations are attractive and intrinsically motivating for learners. However, they are hard to perceive and conceive, their processing requires a heavy cognitive load and there is chance that learners do not get any benefit from studying the animation compared with static graphics.

Instructional Implications

The effect of using animated display is often investigated in laboratory experiments with the traditional mental model paradigm, involving studying the material and then answering explicit and transfer questions. From a designer or practitioner point of view, some reflection is needed on pedagogical uses of animation. Three main uses of animations in learning situations can be distinguished:

- Supporting the visualization and the mental representation process: From a pedagogical perspective, animation is not opposed to static graphics but to the observation of the real phenomenon.
- To produce a cognitive conflict: animation can be used to visualize phenomena that are not spontaneously conceived the right way.
- To have learners explore a phenomenon: here interactivity is a key factor. It can be a simple VCR control on the pace and direction of the animation with a suitable learning activity.